Kasih itu butuh Berkorban – Renungan Kristen

Kasih itu butuh Berkorban: Renungan Kristen – Saudara dikasih Tuhan, pembacaan Alkitab kita pada saat ini terdapat dalam kitab Kejadian 14:12-14 dan ayat 16. Tertulis demikian:

(12) Juga Lot, anak saudara Abram, beserta harta bendanya, dibawa musuh, lalu mereka pergi – sebab Lot itu diam di Sodom.
(13) Kemudian datanglah seorang pelarian dan menceritakan hal ini kepada Abram, orang Ibrani itu, yang tinggal dekat pohon-pohon tarbantin kepunyaan Mamre, orang Amori itu, saudara Eskol dan Aner, yakni teman-teman sekutu Abram. (14) Ketika Abram mendengar, bahwa anak saudaranya tertawan, maka dikerahkannyalah orang-orangnya yang terlatih, yakni mereka yang lahir di rumahnya, tiga ratus delapan belas orang banyaknya, lalu mengejar musuh sampai ke Dan. (16) Dibawanyalah kembali segala harta benda itu; juga Lot, anak saudaranya itu, serta harta bendanya dibawanya kembali, demikian juga perempuan-perempuan dan orang-orangnya.

Kasih itu butuh Berkorban – Renungan Kristen

Saudara dikasihi Tuhan, Mitch Albom seorang penulis terkenal mengatakan pengorbanan merupakan bagian dari kehidupan yang akan selalu ada dan tidak perlu disesali. Malah justru harus kita cita-citakan. Kasih yang sungguh tidak memikirkan diri sendiri kasih yang sungguh selalu siap untuk berkorban.

Di pasal 14 ini, kita membaca tentang peperangan yang terjadi antara beberapa Raja dimana wilayah Sodom menjadi salah satu tempat yang diserang dan akibatnya Lot beserta keluarganya yang tinggal di sana tertangkap dan dibawa sebagai tawanan.

Abraham mendengar kabar ini langsung merespon dengan cepat. Mengumpulkan orang-orang terbaiknya sebanyak 318 orang lalu mengejar orang-orang yang telah menangkap Lot dan keluarganya.

Abraham tidak hanya berhasil mengalahkan musuh dan membebaskan Lot sekeluarga, tapi ia juga berhasil menolong dan melepaskan penduduk lainnya yang tertawan serta menyelamatkan segala harta benda yang dibawa oleh musuh mereka serta mengembalikannya kepada raja Sodom.

Abraham sebenarnya sudah tidak muda lagi umurnya. Sudah lebih dari 75 tahun pada waktu itu. Tapi ketika ia mendengar Lot ditawan, ia bertindak menolong.

Sikap Abraham ini menunjukkan betapa ia mengasihi Lot, keponakannya itu. Meskipun keberadaan Lot pernah membuat para gembalanya bertengkar soal lahan padang rumput. Tapi Lot tidak menjadi suatu beban apalagi musuh bagi Abraham.

Sebenarnya dengan mengejar para penawan Lot, Abraham menempatkan dirinya pada posisi yang sangat beresiko. Ia bisa mati terbunuh dalam peperangan. Tapi Abraham sama sekali tidak menunjukkan ketidakpedulian. Ia dengan bersungguh hati mau menolong dan melepaskan.

Sebagian orang ada yang merasa senang atas kemalangan yang menimpa orang lain bahkan senang secara diam-diam. Bila ada sanak saudara atau keluarganya yang ditimpa kesusahan, sebagian lagi merasa prihatin tapi keprihatinan itu tidak ditunjukkan dengan sikap peduli dan berkorban.

Abraham sangat berbeda. Sekalipun ia bisa saja tidak mau ikut campur tentang apa yang terjadi pada Lot. Tapi ia telah mengambil resiko yang paling berbahaya. Ia berkorban waktu, tenaga dan juga ia sudah siap berkorban nyawa.

Apa yang menjadi pesan firman Tuhan buat kita lewat ayat-ayat dalam pasal ini:

Jadilah pribadi yang sungguh mengasihi dan mewujud nyatakan kasih itu lewat pengorbanan. Tanpa pengorbanan, kasih adalah sebuah Kepalsuan. Tuhan mau kita mengasihi dan melayani sesama bahkan berkorban bagi mereka.

Salah satu contoh dari pengorbanan adalah memberi. Kalau kita memberi sesuatu yang sudah tidak kita perlukan atau sesuatu yang akan kita buang, maka itu bukanlah pengorbanan. Kita dapat berkorban waktu, tenaga, harta atau hal lainnya bagi sesama. Kita dapat mulai itu dari keluarga kita sendiri. Berikanlah perhatian dan kasih kepada orang-orang yang ada di dekat kita dan lanjutkan itu kepada orang-orang di sekeliling kita. Jadilah pribadi yang peduli mengasihi dan berkorban.

Dalam Matius 22:39 dikatakan:

Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Baiklah kita senantiasa jadi pribadi yang mengasihi seperti Tuhan Yesus yang telah mengasihi dan berkorban bagi kita.