Kumpulan renungan harian Kristen

Khotbah Kristen tentang Dukacita

Khotbah Kristen tentang Dukacita: Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) makna kata ‘dukacita’ ialah duka cita dan kesulitan hati . Maka terkait dengan situasi hati. Dukacita ialah satu kesedihan yang disebabkan oleh kehilangan yang menggoncangkan jiwa. Pemicu utamanya yaitu kehilangan apa yang kita punya dan tidak terpenuhinya kemauan kita. Misalnya ialah kematian seorang yang kita sayangi, kehilangan job, kegagalan dalam usaha, kebangkrutan gara-gara kesalahan perhitungan, bahkan juga kematian binatang piaraan juga dapat menghadirkan dukacita yang sangat mendalam. Apakah penjelasan yang demikian itu pula juga diartikan Tuhan Yesus dalam sabda-Nya, “Berbahagialah orang yang berdukacita”? Bila betul, kenapa orang yang belasungkawa malah disebutkan berbahagia oleh Tuhan Yesus?

Khotbah Kristen tentang Dukacita

Khotbah Kristen tentang Dukacita – Berbahagialah setiap orang yang berdukacita

Kata ‘berdukacita’ dengan bahasa Yunani yang dipakai di sini yaitu penthountes, yang maknanya : beberapa orang yang berduka dan bersedih hati yang sangat dalam.

Baca: Bahan Khotbah Tentang Bersyukur dalam Segala Hal

Ada nuansa bersungkawa serta ngilu-nya batin yang besar sekali didalamnya karena ketidakberdayaan hadapi kondisi yang berlangsung terjadi, seperti tindakan tidak adil dan ketidak benaran . Maka dukacita di sini bukan cuma membuat beberapa orang menangis tapi juga membuat beberapa orang tidak sanggup lagi menangis, kekurangan kata-kata untuk meratap. Itulah dukacita yang kerap dirasakan oleh orang-tua yang kehilangan anak yang dicintainya.

Itulah duka-cita Yesus saat mendengar Lazarus, kawan dekat-Nya sudah wafat. Itu juga dukacita yang dialami Maria ketika menyaksikan anak pertamanya disalib dan merasakan kesakitan hebat, tanpa dia dapat melakukan hal sesuatu.

Jadi dengan merujuk pada bahasa aslinya (bahasa Yunani), kita bisa lihat jika makna kata ‘dukacita’ dalam bacaan kita ini bukan sekedar bersedih dan gelisah karena suatu ketidakberhasilan tertentu dalam kehidupan atau karena kehilangan suatu hal yang kita punyai. Dukacita yang ditujukan dalam sabda berbahagia ini ialah bukan dukacita yang muncul karena kesalahan atau ketidaktahuan kita sendiri. Dukacita yang diartikan di sini yaitu dukacita yang muncul karena ketidakberdayaan hadapi realita hidup (khususnya yang dikarenakan oleh ketidakadilan serta ketidak-benaran), yang menyebabkan seorang remuk dan hancur hatinya. Dukacita yang menyebabkan seorang berasa tak lagi mempunyai daya agar bisa mengganti apa yang ditemuinya.

Dengan memperhatikan kata Yunaninya, sabda bahagia ke-2 ini dapat dimengerti dalam artian jika orang yang disebutkan bahagia oleh Tuhan Yesus adalah beberapa orang yang harafiah dan kasat mata yaitu beberapa orang yang hancur dan remuk hatinya. Tidak mempunyai siapapun juga atau apapun untuk berpatokan dan berpengharapan.

Orang semacam ini cuman mempunyai dua opsi dalam kehidupannya :

  • Memutuskan untuk memasukkan diri dalam kedukaannya dan tidak keluar-keluar kembali, seperti yang sudah dilakukan Yakub di saat mendengar kabar kalau Yusuf mati dicabik-cabik binatang buas (berdukacita sepanjang hidupnya) serta Yudas Iskariot yang selanjutnya ambil langkah bunuh diri dalam penyesalan. Atau
  • Memutuskan untuk datang berharap pada Tuhan, dengan satu kepercayaan jika Tuhan sanggup menolongnya di tengah-tengah kedukaan yang dirasakannya.

Baca: Khotbah Tentang Lemah Lembut | Renungan Firman Tuhan

Untuk yang pilih jalur pertama, orang itu tidak pernah memperoleh kebahagiaan dalam perjalanan hidup selanjutnya.

Dan, untuk yang pilih jalur ke-2 , orang itu yang disebutkan oleh Tuhan Yesus jadi orang yang bahagia, karena Allah akan memberi penghiburan padanya dengan sukacita ilahi yang sejati, tidak dengan gembira ala-ala dunia yang gampang pupus serta mengesalkan.

Khotbah Kristen tentang Dukacita – Maka bila kita menyaksikan pada keterangan di atas, kita bisa mengaitkan jika tidak seluruhnya orang yang berdukacita secara automatis disebutkan sama orang yang bahagia. Cuman orang yang dalam kedukaannya memutuskan untuk tiba berharap pada Tuhan sajalah yang hendak memperoleh penghiburan dan pantas disebutkan dengan orang yang berbahagia. Seperti itu diri Anda saat ada pada kondisi dukacita? Selamat merenungkannya. Tuhan memberkati. Amin.

Leave A Reply

Your email address will not be published.